Saturday, April 28, 2007

About Jhon’s


Hari ini seperti hari sebelumnya, get a new experience. Ceritanya, jum’at lalu dosen saya yang luar biasa kreatif memberi tugas kita mahasiswanya buat nyari keterangan tentang Negara lain selain Indonesia tentunya dengan orang luar negeri asli. Impor gitu. Terus temen saya yang cukup keren, mengajak saya mengunjungi kenalannya yang asli Amrik. He is Jhonathan or Jhon. I don’t know how to spell his name, mungkin memang J-h-o-n seperti biasa saya lihat di film-film barat.


Perbincangan yang kami lakukan Cuma sekitar 30 menit. But it’s a nice conversation. Meskipun bahasa inggris saya agak belepotan disana-sini. Tapi tidak ada kesulitan, karena si Jhon sendiri cukup paham bahasa Indonesia. Temen saya, si Ali ini malah mahir banget, jauh dengan saya. Yang menarik disini, meskipun rumah yang ditempati Jhon ini sederhana, Cuma ada 2 perabotan di ruang tamunya, sofa dan sebuah papan tulis kecil berisi kalimat kutipan kitab suci mereka. Di sepanjang jendela, ada banyak kartu-kartu kecil berisi ucapan selamat atas kelahiran Blake, saya nggak tahu Blake ini siapa. Mungkin anaknya atau mungkin ponakan (karena menurut saya Jhon masih terlihat muda), tapi mereka berjajar rapi sepanjang jendela, beberapa malah Cuma secarik kertas berisi ucapan selamat. Bahkan ada beberapa yang digambar sendiri secara manual. Sejak melihat itu, saya jadi merasa Jhon mungkin orang yang hangat. Saya sih hanya main tebakan. Menghargai semua kasih sayang yang dicurahkan oleh orang terdekat, dengan menunjukkan kepada orang lain, menurut saya hal itu sangat hangat.

Sementara, kalau orang Indonesia (tidak semua). Mungkin kebanyakan hanya benda-benda yang mengandung prestise tinggi yang mereka pasang atau letakkan di ruang tamu. Berharap tamu mereka akan memandang mereka lebih tinggi dengan benda-benda berharga tinggi. Tetangga saya pernah memajang sebuah TV, VCD player, Tape player, Kulkas, dan telepon dalam ruang tamu mereka yang kecil. Padahal rumah mereka bukannya kecil, lumayan besar dan cukup menampung benda-benda tsb di tempat lain. Dan ironisnya, dibagian ruang lain, tersisa banyak ruang atau tempat kosong. Bahkan lantai rumah dibagian dalam masih belum bertekel. Hanya ruang tamu saja yang bertekel. Sungguh ironis bagi saya. Kebutuhan akan penghargaan lebih tinggi dari orang lain dari benda-benda berharga tinggi masih menjadi perhatian utama bagi kebanyakan orang Indonesia.

No comments: